Dalam
era teknologi modern, pengembangan sistem otomatis semakin penting
untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi penggunaan ruang publik
seperti toilet. Tugas besar ini bertujuan untuk merancang dan
mensimulasikan sistem toilet otomatis menggunakan berbagai sensor di
Proteus. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor jarak untuk
mendeteksi keberadaan pengguna, PIR sensor untuk mendeteksi gerakan,
sensor suhu untuk mengontrol kenyamanan, sensor gas untuk keamanan,
sound sensor untuk mendeteksi kebisingan, dan touch sensor untuk
interaksi pengguna.
Integrasi
sensor-sensor ini akan memungkinkan toilet untuk beroperasi secara
otomatis, mulai dari pembukaan pintu, pengendalian penerangan, hingga
pengelolaan ventilasi dan kebersihan. Simulasi ini tidak hanya
mengeksplorasi kemungkinan teknis dalam mengintegrasikan sensor-sensor
tersebut, tetapi juga menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan
pengalaman pengguna dan efisiensi pengelolaan fasilitas publik. Dengan
pendekatan ini, diharapkan sistem toilet otomatis yang dihasilkan dapat
memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan standar kesehatan dan
kenyamanan dalam ruang publik.
DC
Voltmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan
pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2
Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.
Berikut adalah Spesifikasi dan keterangan Probe DC Volemeter
Generator
1. Power
Berfungsi untuk memberikan tegangan sumber pada rangkaian
Input voltage: 5V-12V
Output voltage: 5V
Output Current: MAX 3A
Output power:15W
conversion efficiency: 96%
2. Baterai
Spesifikasi
Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
Output voltage: dc 1~35v
Max. Input current: dc 14a
Charging current: 0.1~10a
Discharging current: 0.1~1.0a
Balance current: 1.5a/cell max
Max. Discharging power: 15w
Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
Ukuran: 126x115x49mm
Berat: 460gr
B. Bahan
Resistor
Resistor
merupakan komponen elektronika yang berguna untuk menghambat aliran
arus listrik sehingga tidak terjadi short circuit. mempunyai resistansi
yang berbeda beda sesuai kebutuhan.
Resistor
Spesifikasi :
Dioda
Diode
(diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke
satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Spesifikasi:
Transistor NPN
Sederhananya,
transistor NPN merupakan komponen elektronika yang terdiri dari dua
semikonduktor tipe-n yang mengapit semikonduktor. Ketika
sinyal kecil diberikan pada lapisan basis transistor, maka transistor
NPN akan mengalirkan arus listrik dari lapisan kolektor ke lapisan
emitor. Arus listrik yang mengalir melalui transistor dapat dikendalikan
oleh sinyal kecil yang diberikan pada lapisan basis.
Konfigurasi Pin:
Spesifikasi :
Operational amplifer
Operational Amplifier atau yang lebih sering
disebut op amp merupakan suatu komponen elektronika analog yang berfungsi
sebagai penguat atau amplifier multiguna yang diwujudkan dalam sebuah IC
op-amp.
Karakteristik
IC OpAmp
• Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
• Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
• Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Konfigurasi Pin:
Spesifikasi :
. Potensiometer
Potensiometer
adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur dan
mengontrol tegangan listrik dalam suatu rangkaian. Potensiometer sering
digunakan sebagai pengatur volume pada perangkat audio, pengatur
kecerahan lampu, dan dalam berbagai aplikasi lain yang memerlukan
kontrol variabel terhadap tegangan atau arus listrik.
Spesifikasi :
Komponen Input
1) Sensor MQ2
Sensor
MQ2 adalah sensor gas yang sensitif terhadap berberpa zat yang
berbahaya seperti gas LPG, propana, metana, karbon monoksida, alkohol,
dan asap mulai dari 200 dan 10.000 ppm. MQ2 dikenal sebagai
chemiresistor karena pendeteksinya bergantung pada perubahan resistansi
penginderaan bahan saat terkena gas.
Konfigurasi Pin:
Spesifikasi :
Grafik respon MQ2 sensor:
2) Sensor PIR
Sensor
PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya
pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak
memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah
dari luar.
Konfigurasi Pin:
Spesifikasi:
Grafik respon sensor PIR:
3. Touch Sensor
Touchpad
bekerja dengan cara mendeteksi sentuhan jari-jari manusia melalui
sensor capacitance yang terletak pada permukaan dan memanjang membentuk
sumbu vertikal dan horizontal. Touchpad tidak dapat mendeteksi sentuhan
benda lainnya selain jari manusia karena posisi sentuhan ditentukan
melalui kombinasi cara kerja antara sensor capacitance sumbu vertikal
dan horizontal.
Konfigurasi pin :
Spesifikasi
Grafik Respon Sensor Touch
Dapat dilihat bahwa pada grafik di atas saat sentuhan terdeteksi maka signal touch akan muncul.
4. Sensor Suara
Sensor
suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang Sinusioda suara
menjadi gelombang sinus energi listrik (Alternating Sinusioda Electric
Current). Sensor suara bekerja berdasarkan besar kecilnya kekuatan
gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan
bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil di
balik membran tersebut naik dan turun. Kecepatan gerak kumparan tersebut
menentukan kuat lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya.
Grafik respon sound detector
Jejak hijau tua adalah output audio dari detektor suara. Tegangan audio langsung dari mikrofon ditemukan pada output ini.
Jejak
hijau muda adalah keluaran amplop. Tegangan analog ini melacak
amplitudo suara. Yang menarik, perhatikan bahwa denyut nadi ketiga
terasa lebih keras saat berjalan.
Akhirnya, garis merah adalah output gerbang. Output ini rendah ketika kondisi tenang dan menjadi tinggi ketika suara terdeteksi.
5. Sensor Suhu LM35
Sensor
LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.
Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara
dengan 1 volt.
Konfigurasi Pin:
Spesifikasi :
Berikut hubungan resistansi dengan kenaikan suhu pada sensor LM35:
6. Sensor Jarak
GP2D12
merupakan salah satu sensor jarak dengan keluaran tegangan analog.
Jarak yang bisa dideteksi GP2D12 mulai dari 8cm sampai 80cm, sedangkan
tegangan yang dikeluarkan adalah mulai dari 2,6 Vdc dan terus turun
sampai sekitar 0,5 Vdc, sehingga jarak berbanding terbalik dengan
tegangan, jadi tegangan akan semakin tinggi pada saat jarak semakin
dekat.
Konfigurasi Pin:
Spesifikasi:
Grafik Respon
Komponen Output
1).LED
Light
Emitting Diode atau yang sering disingkat LED merupakan sebuah komponen
elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya monokromatik melalui
tegangan maju. LED terbuat dari bahan semi konduktor yang merupakan
keluarga dioda.
Klasifikasi tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:
Infra merah : 1,6 V.
Merah : 1,8 V – 2,1 V.
Oranye : 2,2 V.
Kuning : 2,4 V.
Hijau : 2,6 V.
Biru : 3,0 V – 3,5 V.
Putih : 3,0 – 3,6 V.
Ultraviolet : 3,5 V.
Pin Out:
2).Relay
Relay
merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik yang
dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu
Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch).
Spesifikasi
Konfigurasi Pin:
3).Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
Spesifikasi :
Built-in gearbox
Vsuplai : Dc 12V
Arus : 2 A
Speed : 400 rpm
Torsi : 6.5 Kg.cm
Ratio gear : 1:21
Dimensi body : panjang 5 cm x diameter 2,5 cm
Dimensi shaft : panjang 1 cm x diameter 4 mm
Berat : 0,2 Kg
Pinout
Grafik respon
4). Logic Gates
Gerbang
Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan
input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan
biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean
sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk
proses berikutnya.
Resistor
adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau
hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian Elektronika (V=I R).
Jenis Resistor yang digunakan disini adalah Fixed Resistor, dimana merupakan resistor dengan nilai tetap terdiri
dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator kemudian
dipotong berbentuk spiral. Keuntungan jenis fixed resistor ini dapat
menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah.
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel warna
Contoh :
Gelang ke 1: Coklat = 1
Gelang ke 2: Hitam = 0
Gelang ke 3: Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
Dioda
Dioda
adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai
fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat
arus listrik dari arah sebaliknya. Sebuah Dioda dibuat dengan
menggabungkan dua bahan semi-konduktor tipe-P dan semi-konduktor tipe-N.
Ketika dua bahan ini digabungkan, terbentuk lapisan kecil lain di
antaranya yang disebut depletion layer. Ini karena lapisan tipe-P
memiliki hole berlebih dan lapisan tipe-N memiliki elektron berlebih dan
keduanya mencoba berdifusi satu sama lain membentuk penghambat
resistansi tinggi antara kedua bahan seperti pada gambar di bawah ini.
Lapisan penyumbatan ini disebut depletion layer.
Ketika
tegangan positif diterapkan ke Anoda dan tegangan negatif diterapkan ke
Katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias maju. Selama keadaan ini
tegangan positif akan memompa lebih banyak hole ke daerah tipe-P dan
tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke daerah tipe-N
yang menyebabkan depletion layer hilang sehingga arus mengalir dari
Anoda ke Katoda. Tegangan minimum yang diperlukan untuk membuat dioda
bias maju disebut forward breakdown voltage.
Jika
tegangan negatif diterapkan ke anoda dan tegangan positif diterapkan ke
katoda, dioda dikatakan dalam kondisi bias terbalik. Selama keadaan ini
tegangan negatif akan memompa lebih banyak elektron ke material tipe-P
dan material tipe-N akan mendapatkan lebih banyak hole dari tegangan
positif yang membuat depletion layer lebih besar dan dengan demikian
tidak memungkinkan arus mengalir melaluinya. Kondisi ini hanya terjadi
pada dioda yang ideal, kenyataannya arus yang kecil tetap dapat mengalir
pada bias terbalik dioda.
Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan.
4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya.
5. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali.
Untuk menentukan arus zenner berlaku persamaan:
Keterangan:
Pada
grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan
mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa
menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda.
Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak
menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan
tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off.
Pada area ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus
listrik.
Transistor
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari
bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing
kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
1. Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
2. Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
3. Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Selain
itu, transistor biasanya juga dapat digunakan sebagai saklar dalam
rangkaian elektronika. Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis,
transistor akan mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor
mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga
transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus
base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka.
Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off sehingga tidak ada
arus dari kolektor ke emitor.
Rumus-rumus transistor:
Spesifikasi :
Bi-Polar Transistor
DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
Continuous Collector current (IC) is 100mA
Emitter Base Voltage (VBE) is > 0.6V
Base Current(IB) is 5mA maximum
Konfigurasi Transistor
Konfigurasi
Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan
digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common
Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor dan sinyal OUTPUT-nya diambil
dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu,
Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”.
Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara
sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada
arus.
Konfigurasi
Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi
yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base
menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common
Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan Arus
namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common
Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya
diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan
dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor
bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut
Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor
hampir sama dengan tegangan Input Basis.
Konfigurasi
Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi
Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang
membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini
dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini
menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal
Output. Common Emitter adalah konfigurasi Transistor dimana kaki Emitor
Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk INPUT dan
OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT dimasukan ke
Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.
konfigurasi transistor yang digunakan
1. Fixed Bias
Fixed
bias pada transistor BJT adalah metode yang sangat sederhana di mana
tegangan basis transistor ditetapkan oleh sumber tegangan eksternal
melalui sebuah resistor basis (RB). Konfigurasi dasar rangkaian ini
melibatkan tegangan suplai (VCC), resistor kolektor (RC), dan resistor
basis yang terhubung ke sumber tegangan bias (VBB). Kelebihan dari
metode ini adalah kesederhanaannya, namun kelemahannya adalah stabilitas
yang rendah. Fixed bias sangat sensitif terhadap variasi parameter
transistor seperti β (gain) dan perubahan suhu, sehingga titik kerja
transistor dapat mudah bergeser.
Gambar Rangkaian Fixed Bias
Rumus Untuk Rangkaian Fixed Bias
2. Self Bias
Self
bias meningkatkan stabilitas dengan menambahkan resistor emitor (RE)
yang memberikan umpan balik negatif. Dalam konfigurasi self bias,
tegangan basis diatur melalui resistor basis (RB) dan tegangan pada
emitor yang dikendalikan oleh arus emitor (IE) yang mengalir melalui RE.
Ini membantu menstabilkan arus kolektor (IC) karena perubahan dalam
arus kolektor akan mempengaruhi tegangan emitor dan, pada gilirannya,
menyesuaikan tegangan basis-emitor (VBE). Metode ini menawarkan
stabilitas yang lebih baik dibandingkan fixed bias, tetapi masih relatif
sederhana.
Gambar Rangkaian Self Bias
Rumus untuk Rangkaian Self Bias
3. Emitter Bias
Emitter
bias menggabungkan pembagi tegangan untuk basis dan resistor emitor
untuk mencapai stabilitas yang lebih tinggi. Konfigurasi ini melibatkan
dua resistor pembagi tegangan (RB1 dan RB2) yang menetapkan tegangan
basis, serta resistor emitor (RE) yang menyediakan umpan balik negatif.
Pembagi tegangan memastikan tegangan basis tetap stabil meskipun ada
perubahan dalam tegangan suplai atau parameter transistor. Sementara
itu, resistor emitor menambah stabilitas termal dengan mengurangi efek
perubahan suhu pada arus kolektor. Emitter bias adalah metode yang
sangat stabil dan cocok untuk aplikasi yang memerlukan titik kerja yang
sangat stabil.
Gambar Rangkaian Emitter Bias
Rumus untuk Rangkaian Emitter Bias
4. Voltage Divider
Voltage-divider
Bias adalah arus bias didapatkan dari tegangan di R2 dari hubungan VCC
seri dengan R1 dan R2 seperti gambar 61. Untuk mencari arus IB maka
dilakukan perubahan rangkaian dengan memakai metoda thevenin sehingga
menghasilkan rangkaian pengganti seperti gambar 62. dimana,
Op-Amp
Penguat
operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian
terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan
beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan
dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan
nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan
yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Amplifier Operasional:
Penguat Pembalik:
Istilah berikut digunakan dalam rumus dan persamaan untuk Penguatan Operasional.
·R f = Resistor umpan balik
·R in = Resistor Masukan
·V in = Tegangan masukan
·V keluar = Tegangan keluaran
·Av = Penguatan Tegangan
Penguatan tegangan:
Gain loop dekat dari penguat pembalik diberikan oleh;
Tegangan Keluaran:
Tegangan keluaran tidak sefasa dengan tegangan masukan sehingga dikenal sebagai penguat pembalik .
Penguat Non-Pembalik:
Istilah yang digunakan untuk rumus dan persamaan Penguat Non-Pembalik.
·R f = Resistor umpan balik
·R = Resistor Tanah
·V masuk = Tegangan masukan
·V keluar = Tegangan keluaran
·Av = Penguatan Tegangan
Keuntungan Penguat:
Gain total penguat non-pembalik adalah;
Tegangan Keluaran:
Tegangan output penguat non-pembalik sefasa dengan tegangan inputnya dan diberikan oleh;
Unity Gain Amplifier / Buffer / Pengikut Tegangan:
Jika resistor umpan balik dilepas yaitu R f = 0, penguat non-pembalik akan menjadi pengikut / penyangga tegangan
Penguat Diferensial:
Istilah yang digunakan untuk rumus Penguat Diferensial.
·R f = Resistor umpan balik
·R a = Resistor Input Pembalik
·R b = Resistor Input Non Pembalik
·R g = Resistor Ground Non Pembalik
·V a = Tegangan input pembalik
·V b = Tegangan Input Non Pembalik
·V keluar = Tegangan keluaran
·Av = Penguatan Tegangan
Keluaran Umum:
tegangan keluaran dari rangkaian yang diberikan di atas adalah;
Keluaran Diferensial Berskala:
Jika resistor R f = R g & R a = R b , maka output akan diskalakan perbedaan dari tegangan input;
Respon karakteristik I-O:
Gambar grafik ini memperlihatkan rangkaian op-amp dengan kurva
karakteristik Input-Output yaitu hubungan Vi terhadap VO. Dari kurva
Karakteristik I-O tersebut amplifier bekerja pada karakteristik yang
membentuk hubungan linear artinya semakin besar Vi maka semakin besar
juga VO dan sebaliknya. Operasi amplifier menghindari output dalam kondisi
saturasi karena akan membuat cacat keluaran outputnya
Relay
Relay
adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar
elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya
dengan memanfaatkan arus listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor
akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet
yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda
dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual
tanpa perlu arus listrik.
Fungsi-fungsi dan Aplikasi Relay
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :
Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
Ada
juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen
lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
Kapasitas Pengalihan Maksimum:
Baterai
Baterai
(Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu
perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel
seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan
Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak
perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat
elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu
Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai
yang dapat di isi ulang (Rechargeable).
Baterai
dalam sistem PV mengalami berulang kali siklus pengisian dan
pengosongan selama umur pakainya. Siklus hidup (cycle life) baterai
adalah banyaknya pengisian dan pengosongan hingga kapasitas baterai
turun (melemah) dan tersisa 80% dari kapasitas nominalnya. Pabrik
baterai biasanya mencantumkan siklus hidup pada spesifikasi teknis
baterai. Mencantumkan satu nilai siklus hidup (cycle life) sebenarnya
terlalu menyederhanakan informasi, karena siklus hidup baterai juga
tergantung pada suhu baterai.
Dari grafik di atas, terlihat pada suhu operasional baterai yang
lebih rendah, siklus hidup baterai lebih lama. Siklus hidup baterai juga
tergantung dari DoD, artinya baterai yang dikosongkan hanya 50% dari
kapasitasnya, berumur lebih lama jika dikosongkan hingga 80%, namun
membuat sistem menjadi lebih mahal, karena membutuhkan kapasitas baterai
lebih besar untuk mengakomodasi kebutuhan yang sama.
Jika
pada suhu operasional lebih rendah, umur baterai lebih lama, namun ada
efek negatif berkaitan dengan kapasitas baterai. Pada suhu yang lebih
rendah, kapasitas baterai menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan
karena pada suhu yang lebih tinggi, reaksi kimia yang terjadi pada
baterai bergerak lebih aktif/cepat, sehingga kapasitas baterai cenderung
lebih tinggi.
Terkadang, pada suhu yang lebih tinggi, kapasitas baterai justru
dapat lebih besar dari angka nominalnya, meskipun pada suhu tinggi,
elemen baterai terlalu aktif, juga berakibat buruk pada kesehatan
baterai.
LED
Light
Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung
pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat
memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang
sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control
perangkat elektronik lainnya.
Tabel warna dan material LED
Motor DC
Motor
listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat
ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci,
pompa air dan penyedot debu
Motor
terdiri atas 2 bagian utama yaitu stator dan motor. Pada stator
terdapat lilitan (winding) atau magnet permanen, sedangkan rotor adalah
bagian yang dialiri dengan sumber arus DC. Arus yang melalui medan
magnet inilah yang menyebabkan rotor dapat berputar. Arah gaya
elektromagnet yang ditimbulkan akibat medan magnet yang dilalui oleh
arus dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan.
Keuntungan
utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan
mengatur:
Tegangan dinamo : meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
Arus medan : menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Mekanisme Kerja Motor D
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama
Arus listrik dalam medan magnet akan menimbulkan gaya.
Jika
kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,
maka kedua sisi loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapat
gaya pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan torsi untuk memutar kumparan.
Motor-
motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putar yang lebih seragam dari medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan
Potensiometer
Potensiometer
adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur dan
mengontrol tegangan listrik dalam suatu rangkaian. Potensiometer sering
digunakan sebagai pengatur volume pada perangkat audio, pengatur
kecerahan lampu, dan dalam berbagai aplikasi lain yang memerlukan
kontrol variabel terhadap tegangan atau arus listrik.
Bagian Utama Potensiometer
Resistor: Bagian utama dari potensiometer adalah resistor yang berbentuk linear atau melingkar.
Kontak
Geser (Wiper): Sebuah kontak geser yang dapat bergerak sepanjang
resistor. Kontak ini mengubah posisi untuk menghasilkan berbagai nilai
resistansi.
Tiga Terminal:
- Terminal pertama terhubung ke salah satu ujung resistor.
- Terminal kedua terhubung ke ujung lain dari resistor. - Terminal ketiga terhubung ke kontak geser (wiper).
Cara kerja :
Potensiometer
bekerja dengan cara mengubah posisi wiper pada resistor untuk mengatur
nilai resistansi antara terminal wiper dan kedua terminal lainnya.
Berikut adalah dua konfigurasi utama:
Sebagai
Pembagi Tegangan: Potensiometer dapat digunakan sebagai pembagi
tegangan dengan menghubungkan dua ujung resistor ke sumber tegangan.
Tegangan output diambil dari wiper dan salah satu ujung resistor. Dengan
menggeser wiper, tegangan output dapat diatur.
Sebagai
Variabel Resistor: Dalam konfigurasi ini, salah satu ujung resistor dan
wiper dihubungkan dalam rangkaian, sementara ujung resistor yang lain
tidak digunakan. Nilai resistansi dapat diubah dengan menggeser wiper.
Jenis Potensiometer :
Linear: Mengubah resistansi secara linear seiring dengan pergerakan wiper.
Logaritmik:
Mengubah resistansi dalam skala logaritmik, sering digunakan dalam
pengaturan volume audio karena lebih sesuai dengan respons pendengaran
manusia.
Sensor MQ2
Sensor
MQ2 merupakan sensor penginderaan yang sering digunakan dibandingkan
seri sensor MQ2 lainnya. Sensor ini menggunakan prinsip deteksi
resistansi gas. Ketika sensor terpapar gas yang spesifik, resistansi
internalnya berubah, dan perubahan ini diubah menjadi sinyal listrik
yang dapat diukur.
MQ2
merupakan sensor yang berkerja menggunakan panas. Oleh karena itu
dilapisi dengan dua bahan jaring bahan tahan karat halus atau disebut
‘jaringan anti ledakan’. Ini dilakukan supaya tidak terjadi ledakan
karena sensor sensitif terhadap zat gas yang dapat memicu ledakan.
Fungsi
lain sebagai pelindung sensor didalamnya dan menyaring partikel yang
teruspensi, sehingga hanya elemen gas yang dapat melewati lubang-lubang
halus. Clamp ring sebagai penjepit berlapis tembaga untuk mengamankan
jaring.
Sensor
MQ2 mempunyai enam kaki dan elemen sensing semikonduktor didalamnya.
Dua kaki H berfungsi untuk memanaskan elemen penginderaan serta
terhubung bersama oleh kumparan nikel-kromium.
Empat
kaki lainya pembawa sinyal yakni A untuk sinyal digital dan B untuk
sinyal analog, A dan B dihubungkan dengan kabel platinum. Kabel-kabel
ini terhubung ke badan elemen penginderaan dan menyampaikan arus yang
mengalir melalui elemen penginderaan.
Tubulat
sensing penginderaan terbuat dari keramik berbahan dasar Aluminium
Oxide (AL2O3) dengan lapisan Timah dioksida (SnO2). Bahan Timah Diosida
yang paling penting karena bahannya yang sensitif terhadap gas yang
berbahaya. Substrat keramik, yang akan memastikan area sensor dalam
keadaan panas hingga mencapai suhu kerja.
Cara kerja
Sensor
MQ2 adalah sensor gas semikonduktor yang mengandalkan perubahaan
resistansi untuk mendeteksi keberadaan gas. Ketika diberikan tegangan,
pemanas akan memanaskan bahan sensitif gas hingga suhu tertentu, lalu
oksigen terangkat ke permukaan.
Sketika
sensor berada pada udara yang bersih, hambatan pada elemenn sensititf
gas akan relatif rendah. Sedangkan, snsor berada pada gas pereduksi, gas
akan diadsorpsi oleh elemen sensitif, menyebabkan resistansi yang
proposional terhadap konsentrasi gas tersebut. Perubahaan ini yang akan
dikonversi konsentrasi gas menjadi sinyal analog atau sinyal digital
yang dapat diolah oleh mikrokontroler.
Simbol MQ2 sensor di proteus:
Grafik respon sensor :
Sensor PIR
Sensor
ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR.
Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan
terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal:
manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda
(misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah
yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka
akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.
Simbol PIR sensor di proteus:
Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a) Lensa Fresnel
Lensa
Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai
lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling
luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka
membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk
untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel
pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat.
Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena
kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena
intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya.
b) IR Filter
IR
Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar
infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang
yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10
mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor
PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.
c) Pyroelectric Sensor
Seperti
tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32˚C, yang merupakan
suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar
inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang
merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic
sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium
tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus
listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi
panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena
adanya energi panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya
hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari
mengenai solar cell.
d) Amplifier
Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric.
e) Komparator
Setelah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga mengahasilkan output.
Simulasi
Gif kasar berikut menunjukkan bagaimana sensor PIR merespons manusia
yang bergerak dan mengembangkan beberapa pulsa pendek dan tajam di
seluruh output lead-nya untuk pemrosesan yang diperlukan atau memicu
tahap relay yang dikonfigurasi dengan tepat
Touch Sensor
Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh
ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti
sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya.Tubuh
manusia memiliki Panca Indera yang berfungsi untuk berinteraksi dengan
lingkungan di sekitarnya. Konsep yang sama juga diterapkan pada mesin
atau perangkat elektronik/listrik agar dapat melakukan interaksi dengan
lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu, berbagai jenis sensor pun
diciptakan untuk melakukan tugas tersebut. Salah satu sensor tersebut
adalah Sensor Sentuh atau Touch Sensor.
Berdasarkan
fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu
Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive
Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif
bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Simbol touch sensor di proteus:
Sensor Kapasitif
Sensor
sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat
ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan
mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor
resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan
teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.
Berbeda
dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk
merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan
sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan
layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan
konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau
disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa
disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang
memiliki sifat konduktif.
Pada
saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada
layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk
membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa
sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini
apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara
jari tangan dan layar sentuh tersebut.
Sensor Resistif
Tidak
seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak
tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat
logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan
pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi,
sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif
seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.
Sensor
sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh
jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas
dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film.
Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan
konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).
Cara
kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas
mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film
lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga
menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut
dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
Grafik Respon Sensor Touch
Dapat dilihat bahwa pada grafik di atas saat sentuhan terdeteksi maka signal touch akan muncul.
4. Sensor Suara
Simbol sound detector di proteus:
Sensor
suara adalah sensor yang mampu mengubah besaran suara menjadi besaran
listrik. Komponen yang terdapat di dalam sensor ini adalah electric
condenser microphone atau mic kondenser.. Mic adalah komponen
elektronika dimana cara kerjanya yaitu membran yang digetarkan oleh
gelombang suara akan menghasilkan sinyal listrik.
Microphone
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis dasar termasuk dinamis,
elektrostatik dan piezoelektrik menurut sistem konversi mereka. Mikrofon
dinamis masih memiliki tuntutan besar terutama di dunia musik,
sementara mikrofon piezoelektrik secara luas digunakan terutama untuk
mikrofon untuk meter rendah tingkat frekuensi suara. Mikrofon dinamis
masih memiliki tuntutan besar terutama di dunia musik, sementara
mikrofon piezoelektrik Digunakan secara luas terutama untuk mikrofon
untuk meter rendah tingkat frekuensi suara. Untuk pengukuran, tipe
elektrostatik (kondensor) mikrofon yang paling populer karena mereka
dapat dirampingkan, memiliki respon frekuensi rata selama rentang
frekuensi yang luas, dan menyediakan nyata stabilitas yang tinggi
dibandingkan dengan jenis lain mikrofon.
Detektor
Suara memiliki 3 output terpisah. Paling mudah untuk melihat apa yang
dilakukan masing-masing dengan grafik. Berikut ini menggambarkan
bagaimana detektor suara merespons serangkaian pulsa suara.
Ini menunjukkan tegangan output dari waktu ke waktu
Jejak hijau tua adalah output audio dari detektor suara. Tegangan audio langsung dari mikrofon ditemukan pada output ini.
Jejak
hijau muda adalah keluaran amplop. Tegangan analog ini melacak
amplitudo suara. Yang menarik, perhatikan bahwa denyut nadi ketiga
terasa lebih keras saat berjalan.
Akhirnya, garis merah adalah output gerbang. Output ini rendah ketika kondisi tenang dan menjadi tinggi ketika suara terdeteksi.
5. Sensor Suhu LM35
Sensor
LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.
Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara
dengan 1 volt.Sensor ini
mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dan dapat
dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat
dihubungkan antar muka (interface) rangkaian kontrol yang sangat mudah.IC
LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear
terhadap perubahan suhu.Sensor
ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran
tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa
kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
IC
LM 35 ini tidak memerlukan proses kalibrasi atau penyetelan dari luar
karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat Celsius pada
temperatur ruang.Jangka sensor
mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C. IC LM35 penggunaannya dapat
dikatakan sangat mudah, dapat dialiri arus sebesar 60 μ A dari supplay
sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C
di dalam suhu ruangan.
Dalam
praktiknya proses antarmuka sensor LM35 dapat dikatakan sangat mudah.
Pada IC sensor LM35 ini terdapat tiga buah pin kaki yakni Vs, Vout dan
pin ground.Dalam pengoperasiannya
pin Vs dihubungkan dengan tegangan sumber sebesar antara 4 – 20 volt
sementara pin Ground dihubungkan dengan ground dan pin Vout merupakan
keluaran yang akan mengalirkan tegangan yang besarnya akan sesuai dengan
suhu yang diterimanya dari sekitar
Simbol LM35 di proteus:
Prinsip
kerja alat pengukur suhu ini, adalah sensor suhu difungsikan untuk
mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dengan kata lain panas yang
ditangkap oleh LM35 sebagai sensor suhu akan diubah menjadi tegangan.
Berikut hubungan resistansi dengan kenaikan suhu pada sensor LM35:
6. Sensor Jarak GP2D12
Penggunaan
sensor GP2D12 ini tidak ada perlakuan khusus dalam proses
pembacaannya, sehingga apabila ada mikrokontroler yang sudah terdapat
ADC (Seperti Atmega8535) di dalam maka sensor jarak ini tinggal
dihubungkan dan dibaca tegangan keluarannya. ATmega8535 merupakan salah
satu jenis dari mikrokontroler AVR buatan ATMEL yang mempunyai 8 channel
ADC (Analog to Digital Converter) dengan resolusi 10bit. Maksudnya
adalah mikrokontroler ini mampu untuk diberi masukan tegangan analog
sampai 8 saluran secara bersamaan dengan ketelitian sampai 10 bit,
sehingga pemakaian sensor jarak GP2D12 pada mikrokontroler ini maksimal
adalah 8 buah.
Adapun
prinsip kerja sensor sharp GP2D12 ini menggunakan prinsip pantulan
sinar infra merah. Dalam aplikasi ini nilai tegangan keluran dari sensor
yang berbanding terbalik dengan hasil pembacaan jarak dikomparasi
dengan tegangan referensi komparator. Prinsip kerja dari rangkaian
komparator sensor sharp GP2D12 adalah jika sensor mengeluarkan tegangan
melebihi tegangan referensi, maka keluaran dari komparator akan
berlogika rendah. Jika tegangan referensi lebih besar dari tegangan
sensor maka keluaran dari komparator akan berlogika tinggi. Selain
menggunakan komparator, untuk mengakases sensor jarak sharp GP2D12
dapat dengan menggunakan prinsip ADC, atau dengan kata lain mengolah
sinyal analog dari pembacaan sensor sharp GP2D12 ke bentuk digital
dengan bantuan pemrograman.
GP2D12
(Infrared Range Detector) adalah sensor jarak yang berbasikan infra
red, sensor ini dapat mendeteksi obyek dengan jarak 8 sampai 80 cm.
Output dari GP2D12 adalah berupa tegangan analog. Agar GP2D12 dapat
berhubungan dengan mikrokontroller di perlukan ADC ( Analog to Digital
conventer ) yang berfungsi untuk mengkonversi output dari GP2D12 yang
berupa analog menjadi digital.
Ketika ada orang masuk ke toilet, sensor pir akan mendeteksi
orang yang masuk ditandai dengan testpin yang berlogika 1, hal ini akan membuat
adanya tegangan keluaran dari pir sensor ini yang akan menjadi Vinput pada op
amp. Op amp yang digunakan adalah voltage follower (Acl=1) sehingga Vout=Vin.
Karena adanya tegangan output, maka akan ada arus yang mengalir ke R1 lalu
mengalir ke kaki basis, mengalir ke kaki emitter dan ke ground. kerena
merupakan transistor dengan pembiasan emitter stablizied maka akan ada arus
yang mengalir melalui power supply 6V, melewati tahanan R21, mengalir ke kaki
basis, ke kaki emitter dan ke ground.
Ketika Vbe sudah berada diatas 0.7V, berarti transistor berada pada daerah
aktif, dan karena ada arus pada kaki basis, maka akan ada arus kolektor yang
mengalir melalui power supply 6V, melewati tahanan R2, melewati relay, mengalir
ke kaki kolektor, ke kaki emitter dan ke ground.
Ketika ada arus yang mengalir melalui relay yang berupa
kumparan, maka akan muncul medan magnet yang akan menarik switch ke kiri dan
membuat rangkaian di sebelah kanan terhubung.
Karena rangkaian terhubung, maka akan ada arus yang mengalir melalui
baterai 12V dan mengalir melewati buzzer, sehingga buzzer akan berbunyi.
Ketika ada suara dari buzzer, sound sensor akan mendeteksi
suara ditandai dengan testpin yang berlogika 1, hal ini akan membuat adanya
tegangan keluaran dari pir sensor ini yang akan menjadi Vinput pada op amp. Op
amp yang digunakan adalah differential amplifier, dimana Vo didapatkan dari: Vo
non inv amp - Vo inv amp. Karena adanya tegangan output, maka akan ada arus
yang mengalir ke R4 lalu mengalir ke kaki basis, mengalir ke kaki emitter dan
ke ground. kerena merupakan transistor dengan pembiasan fixed bias maka akan
ada arus yang mengalir melalui power supply 5V, melewati tahanan R18, mengalir
ke kaki basis, ke kaki emitter dan ke
ground. Ketika Vbe sudah berada diatas 0.7V, berarti transistor berada
pada daerah aktif, dan karena ada arus pada kaki basis, maka akan ada arus
kolektor yang mengalir melalui tegangan 5V, melewati tahanan R6, melewati
relay, mengalir ke kaki kolektor, ke kaki emitter dan ke ground.
Ketika ada arus yang mengalir melalui relay yang berupa
kumparan, maka akan muncul medan magnet yang akan menarik switch ke kiri dan
membuat rangkaian di sebelah kanan terhubung.
Karena rangkaian terhubung, maka akan ada arus yang mengalir melalui
baterai 12V dan terbagi melewati buzzer, dan melewati led, serta melewati motor
dan ruangan akan blur sebagai indikator ada orang yang masuk ke dalam toilet.
Touch Sensor
Video Presentasi
Ketika
ada suara sentuhan, touch sensor akan mendeteksi sentuhan tersebut
ditandai dengan testpin yang berlogika 1, hal ini akan membuat adanya
tegangan keluaran dari touch sensor ini yang akan menjadi Vinput pada op
amp. Op amp yang digunakan adalah non inverting amplifier, dimana Vo
didapatkan dari: Vo=[(Rf/Rin)+1]xVi. Karena adanya tegangan output, maka
akan ada arus yang mengalir ke RB lalu mengalir ke kaki basis, mengalir
ke kaki emitter, melewati tahanan RE dan ke ground. disini digunakan
transistor dengan pembiasan self bias, ketika Vbe sudah berada diatas
0.7V, berarti transistor berada pada daerah aktif, dan karena ada arus
pada kaki basis, maka akan ada arus kolektor yang mengalir melalui
tegangan 10V, melewati relay, mengalir ke kaki kolektor, ke kaki
emitter, mengalir melewati tahanan RE dan ke ground.
Ketika
ada arus yang mengalir melalui relay yang berupa kumparan, maka akan
muncul medan magnet yang akan menarik switch ke kiri dan membuat
rangkaian di sebelah kanan terhubung. Karena rangkaian terhubung, maka
akan ada arus yang mengalir melalui baterai 12V, terbagi melewati
tahanan R11 dan led, serta melewati motor sehingga led akan menyala dan
motor akan berputar yang akan mengeluarkan air dari kran.
Sensor gas MQ
Video Presentasi
Ketika ada gas metana, sensor gas akan mendeteksi gas tersebut
ditandai dengan testpin yang berlogika 1, hal ini akan membuat adanya
tegangan keluaran dari sensor ini yang akan menjadi Vinput pada op amp.
Op amp yang digunakan adalah differential amplifier, dimana Vo
didapatkan dari: Vo non inv amp - Vo inv amp. Karena adanya tegangan
output, maka akan ada arus yang mengalir ke R29, lalu arus akan terbagi,
ada yang mengalir melalui tahanan R19 dan ke ground. serta akan ada
arus yang mengalir ke kaki basis, mengalir ke kaki emitter, melewati
tahanan R16 dan ke ground. kerena merupakan transistor dengan pembiasan
voltage divider bias maka akan ada arus yang mengalir melalui power
supply 5V, melewati tahanan R17, laluu arus akan terbagi, akan ada arus
yang mengalir ke R29, lalu arus akan terbagi, ada yang mengalir melalui
tahanan R19 dan ke ground. serta akan ada arus yang mengalir ke kaki
basis, mengalir ke kaki emitter, melewati tahanan R16 dan ke ground.
ketika Vbe sudah berada diatas 0.7V, berarti transistor berada pada
daerah aktif, dan karena ada arus pada kaki basis, maka akan ada arus
kolektor yang mengalir melalui tegangan 5V, melewati relay, mengalir ke
kaki kolektor, ke kaki emitter, mengalir melewati tahanan R16 dan ke
ground.
Ketika
ada arus yang mengalir melalui relay yang berupa kumparan, maka akan
muncul medan magnet yang akan menarik switch ke kiri dan membuat
rangkaian di sebelah kanan terhubung. Karena rangkaian terhubung, maka
akan ada arus yang mengalir melalui baterai 5V dan mengalir melewati
motor dan led, sehingga motor akan berjalan dan led akan menyala.
Sensor jarak
Video Presentasi
Ketika ada tangan mendekati wastafel dengan Jarak kurang dari 17 cm, sensor jarak akan mendeteksi tangan tersebut, hal ini akan membuat adanya tegangan keluaran dari sensor jarak ini, dimana potensiometer diatur pada 30%, tegangan keluaran ini yang akan menjadi Vinput pada op amp. Op amp yang digunakan adalah detektor non inverting dengan Vref tidak nol, dimana Vo sama dengan +- saturasi, didapatkan dari: Vo=Aol(Vi-Vref). Karena adanya tegangan output, maka akan ada arus yang mengalir melalui tahanan R12 lalu mengalir ke kaki basis, mengalir ke kaki emitter dan ke ground. kerena merupakan transistor dengan pembiasan fixed bias maka akan ada arus yang mengalir melalui power supply 5V, melewati tahanan R15, mengalir ke kaki basis, ke kaki emitter dan ke ground. Ketika Vbe sudah berada diatas 0.7V, berarti transistor berada pada daerah aktif, dan karena ada arus pada kaki basis, maka akan ada arus kolektor yang mengalir melalui tegangan 5V, melewati tahanan R13, melewati relay, mengalir ke kaki kolektor, ke kaki emitter dan ke ground.
Ketika ada arus yang mengalir melalui relay yang berupa kumparan, maka akan muncul medan magnet yang akan menarik switch ke kiri dan membuat rangkaian di sebelah kanan terhubung. Karena rangkaian terhubung, maka akan ada arus yang mengalir melalui baterai 12V, terbagi melewati tahanan R14 dan led, serta melewati motor sehingga led akan menyala dan motor akan berputar yang akan mengeluarkan air dari kran.
MODUL 1 [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan Percobaan ... 1. Tugas Pendahuluan 2. Laporan Akhir MODUL 1 POTENSIOMETER & TAHANAN GESER DAN JEMBATAN WHEATSTONE 1. Pendahuluan [Kembali] Potensiometer adalah sensor yang berfungsi sebagai resistor 3 kaki terminal, dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan. Di terminalnya ada sebuah shaft atau tuas, yang berfungsi sebagai pengatur. Potensiometer sebagai resistor variabel 3 terminal, yang resistansi divariasikan secara manual, untuk mengontrol aliran arus listrik. Struktur potensiometer terdiri dari komponen penyapu (wiper), elemen resistif, dan terminal. Apabila hanya ada 2 terminal digunakan, maka ia akan bertindak sebagai variabel penghambat atau rheostat. Potensiometer tergolong sebagai variabel resistor. Dalam hal ini, potensiometer berfungsi sebagai pembagi tegangan yang bisa disesuaikan. Dengan dem...
MODUL 2 [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan Percobaan ... 1. Tugas Pendahuluan 2. Laporan Akhir MODUL 2 OSCILLOSCOPE DAN PENGUKURAN DAYA 1. Pendahuluan [Kembali] Dunia elektronika sangat bergantung pada kemampuan untuk mengukur dan menganalisis sinyal listrik . Osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang sangat penting yang digunakan untuk menampilkan bentuk gelombang dari sinyal tersebut. Namun, dalam banyak aplikasi, analisis visual dari bentuk gelombang saja tidak cukup. Kita juga perlu mengetahui jumlah daya yang dikonsumsi atau dihasilkan oleh suatu rangkaian elektronik Osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang sangat penting dalam berbagai bidang, seperti elektronika, telekomunikasi, medis, dan fisika. Alat ini memungkinkan pengukuran dan visualisasi bentuk gelombang tegangan dan arus dalam suatu rangkaian elektronik. Pengukuran daya adalah proses penentuan jumlah da...
TUGAS PENDAHULUAN MODUL 1 POTENSIOMETER & TAHANAN GESER DAN JEMBATAN WHEATSTONE Soal no.1 Jelaskan apa itu jembatan wheatstore dan fungsinya ! Jawab: Jembatan Wheatstone adalah rangkaian listrik yang digunakan untuk mengukur nilai resistansi (hambatan) yang tidak diketahui dengan presisi tinggi. Rangkaian ini terdiri dari empat resistor yang disusun dalam bentuk jembatan. Secara sederhana, jembatan Wheatstone adalah susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui besarannya. Fungsi utama jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai resistansi yang tidak diketahui dengan membandingkannya dengan resistansi yang diketahui. Soal no.2 Jelaskan pengertian potensiometer dan tahanan geser! Potensiometer dan Tahanan Geser Jawab: Potensiometer adalah resistor variabel tiga terminal yang nilai resistansinya dapat diubah dengan memutar atau menggeser tuas. Potensiometer sering digunakan sebagai pengatur volume pada p...
Komentar
Posting Komentar