Detektor
inverting adalah rangkaian op-amp yang digunakan untuk mendeteksi atau
mengukur sinyal masukan dengan membandingkannya terhadap tegangan
referensi (Vref). Saat tegangan masukan melebihi atau kurang dari
tegangan referensi, detektor inverting akan menghasilkan sinyal keluaran
yang sesuai.
Dalam
kasus detektor inverting dengan Vref = -, ini berarti tegangan
referensi (Vref) adalah negatif. Dengan demikian, detektor inverting
akan membandingkan tegangan masukan dengan tegangan referensi negatif
ini. Ketika tegangan masukan melebihi tegangan referensi negatif, output
detektor inverting akan berubah sesuai dengan karakteristik
operasionalnya.
Namun,
lebih lanjut lagi, detektor inverting dengan Vref = - akan memberikan
respons yang berlawanan dengan tegangan masukan terhadap tegangan
referensi. Artinya, jika tegangan masukan meningkat di atas nilai
tegangan referensi negatif, outputnya akan menurun, dan sebaliknya. Hal
ini memungkinkan detektor inverting untuk mendeteksi perubahan polaritas
tegangan masukan yang melewati nilai tegangan referensi negatif yang
ditentukan.
Voltmeter Dc adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika.
b. Generator DC
Sebagai generator DC fungsinya mengubah energi mekanik menjadi energi lisrtik.
B.Bahan :
a. Sensor Suhu (LM35)
Sensor
suhu adalah perangkat elektronik yang mengukur suhu lingkungannya dan
mengubah data masukan menjadi data elektronik untuk merekam, memantau,
atau memberi sinyal perubahan suhu.
b. Gas Sensor (MQ-2)
Gas sensor mendeteksi adanya gas pada lingkungan sekitar.
c. Flame Sensor
Flame sensor merupakan sensor yang mempunyai fungsi sebagai pendeteksi nyala api yang dimana api tersebut memiliki panjang gelombang antara 760nm – 1100nm. Sensor ini menggunakan infrared sebagai tranduser dalam mensensing kondisi nyala api.
d. Relay
Relay merupakan komponen listrik yang mempunyai 2 bagian yaitu, kumparan dan poin. Secara garis besar relay berfungsi untuk mengendalikan dan mengalirkan listrik.
e. Op-Amp (1458)
Op-Amp (Operational Amplifier) adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai penguat sinyal listrik.
f. Buzzer
Buzzer adalah
sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran suara.
Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau
terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
g. Resistor
Spesifikasi:
Resistance (Ohms) : 220 V
Power (Watts) : 0,25 W, ¼ W
Tolerance : ± 5%
Packaging : Bulk
Composition : Carbon Film
Temperature Coefficient : 350ppm/°C
Lead Free Status : Lead Free
RoHS Status : RoHs Complient
h. Motor DC
Motor
DC alat yang mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran.
Sebuah motor DC dapat difungsikan sebagai generator atau sebaliknya
generator DC dapat difungsikan sebagai motor DC.
i. Baterai
Bateraimerupakan perangkat otomotif yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik dan mempunyai arus searah (DC).
j. Transistor Bipolar
Transistor adalah
alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan
modulasi sinyal.
k. LED
LampuLED atau
kepanjangannya Light Emitting Diode adalah suatu lampu indikator dalam
perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan
status dari perangkat elektronika tersebut.
Spesifikasi sensor pada sensor gas MQ-2 adalah sebagai berikut:
Catu daya pemanas : 5V AC/DC
Catu daya rangkaian : 5VDC
Range
pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk
butane 5000 - 20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
Keluaran : analog (perubahan tegangan)
Grafik Sensor MQ-2
b. Flame sensor
Flame
sensor merupakan sensor yang mempunyai fungsi sebagai pendeteksi nyala
api dimana api memiliki panjang gelombang antara 760nm-1100nm. sensor
ini menggunakan infrared sebagai tranduser dalam mensensing kondisi
nyala api. Suhu normal pembacaan sensor yaitu pada 25°-85°C dengan sudut
pembacaan pada 60°.
spesifikasi dari flame detector ini adalah sebagai berikut: Output= Digital (D0) Working voltage: 3.3V to 5V Output format: Digital output (HIGH/LOW)\ Wavelength detection range: 760nm to 1100nm Using LM393 comparator Detection angle: About 60 degrees, particularly sensitive to the flame spectrum Lighter flame detect distance 80cm
The comparator output, the signal is clean, great driving ability, more than 15Ma.
Grafik respon Flame Sensor
c. Relay
Relay adalah Saklar (Switch)
yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak
Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk
menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai
contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu
menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk
menghantarkan listrik 220V 2A.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
Electromagnet (Coil)
Armature
Switch Contact Point (Saklar)
Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay:
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
§Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
§Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan
gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah
kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila
Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya
Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi
sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana
Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak
terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali
lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik
Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik
yang relatif kecil.
d. Op-Amp
Operasional
amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang
terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan
non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan
balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan
keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya
operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang
memiliki 2 input dan 1 output. Op-amp ini digunakan untuk membentuk
fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau dapat juga digunakan untuk
operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai rangkaian
terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen
elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam
bentuk IC dan memiliki simbol sebagai berikut :
Prinsip
kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai
kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua
input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila
terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan
memberikan tegangan output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari
penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat operasional ideal ,
operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut
:
- Impedansi Input (Zi) besar = ∞
- Impedansi Output (Z0) kecil= 0
- Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
- Band Width respon frekuensi lebar = ∞
- V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.
- Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur / suhu.
e. Transistor
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari
bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing
kaki disebu sebagai basis, kolektor, dan emitor.
-Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
-Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
- Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
Fungsi
dari transistor sendiri adalah memperkuat arus listrik yang masuk ke
dalam rangkaian. Fungsi ini berkebalikan dengan resistor yang berperan
meredam arus listrik.
Seperti
yang telah disebutkan, transistor terdiri dari dua jenis yaitu NPN dan
PNP. NPN merupakan singkatan dari Negatif Positif Negatif. Sedangkan PNP
adalah kependekan dari Positif Negatif Positif. Transistor NPN akan
aktif ketika kaki basis diberi arus listrik bermuatan negatif.
Sebaliknya, transistor PNP akan aktif apabila kaki basis mendapatkan
tegangan listrik positif.
Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.
Cara Menghitung Nilai Resistor,
Berdasarkan
bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk
yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk
Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga
kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang
terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya
diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
- Berdasarkan Kode Warna
Seperti
yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah
diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu
sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh
Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang
warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna
lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga
merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
MODUL 1 [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan Percobaan ... 1. Tugas Pendahuluan 2. Laporan Akhir MODUL 1 POTENSIOMETER & TAHANAN GESER DAN JEMBATAN WHEATSTONE 1. Pendahuluan [Kembali] Potensiometer adalah sensor yang berfungsi sebagai resistor 3 kaki terminal, dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan. Di terminalnya ada sebuah shaft atau tuas, yang berfungsi sebagai pengatur. Potensiometer sebagai resistor variabel 3 terminal, yang resistansi divariasikan secara manual, untuk mengontrol aliran arus listrik. Struktur potensiometer terdiri dari komponen penyapu (wiper), elemen resistif, dan terminal. Apabila hanya ada 2 terminal digunakan, maka ia akan bertindak sebagai variabel penghambat atau rheostat. Potensiometer tergolong sebagai variabel resistor. Dalam hal ini, potensiometer berfungsi sebagai pembagi tegangan yang bisa disesuaikan. Dengan dem...
MODUL 2 [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan Percobaan ... 1. Tugas Pendahuluan 2. Laporan Akhir MODUL 2 OSCILLOSCOPE DAN PENGUKURAN DAYA 1. Pendahuluan [Kembali] Dunia elektronika sangat bergantung pada kemampuan untuk mengukur dan menganalisis sinyal listrik . Osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang sangat penting yang digunakan untuk menampilkan bentuk gelombang dari sinyal tersebut. Namun, dalam banyak aplikasi, analisis visual dari bentuk gelombang saja tidak cukup. Kita juga perlu mengetahui jumlah daya yang dikonsumsi atau dihasilkan oleh suatu rangkaian elektronik Osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang sangat penting dalam berbagai bidang, seperti elektronika, telekomunikasi, medis, dan fisika. Alat ini memungkinkan pengukuran dan visualisasi bentuk gelombang tegangan dan arus dalam suatu rangkaian elektronik. Pengukuran daya adalah proses penentuan jumlah da...
TUGAS PENDAHULUAN MODUL 1 POTENSIOMETER & TAHANAN GESER DAN JEMBATAN WHEATSTONE Soal no.1 Jelaskan apa itu jembatan wheatstore dan fungsinya ! Jawab: Jembatan Wheatstone adalah rangkaian listrik yang digunakan untuk mengukur nilai resistansi (hambatan) yang tidak diketahui dengan presisi tinggi. Rangkaian ini terdiri dari empat resistor yang disusun dalam bentuk jembatan. Secara sederhana, jembatan Wheatstone adalah susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui besarannya. Fungsi utama jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai resistansi yang tidak diketahui dengan membandingkannya dengan resistansi yang diketahui. Soal no.2 Jelaskan pengertian potensiometer dan tahanan geser! Potensiometer dan Tahanan Geser Jawab: Potensiometer adalah resistor variabel tiga terminal yang nilai resistansinya dapat diubah dengan memutar atau menggeser tuas. Potensiometer sering digunakan sebagai pengatur volume pada p...
Komentar
Posting Komentar