Penguat operasional (op-amp) adalah komponen fundamental dalam berbagai aplikasi sistem elektronika analog. Salah satu konfigurasi paling umum dari op-amp adalah penguat inverting, yang digunakan untuk memperkuat sinyal dengan membalik fasa output terhadap input. Dalam sistem sinyal AC berfrekuensi tinggi, performa op-amp sangat dipengaruhi oleh parameter dinamisnya, terutama slew rate. Slew rate menunjukkan kemampuan maksimum op-amp dalam merespons perubahan cepat tegangan output. Studi ini menganalisis keterbatasan tersebut melalui rangkaian penguat inverting yang diberi sinyal sinusoidal, guna menentukan frekuensi maksimum sinyal masukan yang dapat diterima tanpa distorsi akibat keterbatasan slew rate.
1. Menentukan frekuensi maksimum sinyal masukan sinusoidal yang dapat dikuatkan tanpa menyebabkan distorsi akibat keterbatasan slew rate op-amp.
2. Menganalisis kinerja op-amp dalam konfigurasi inverting amplifier, khususnya dalam aplikasi sinyal AC berfrekuensi tinggi.
3. Memahami pengaruh amplitudo dan frekuensi sinyal terhadap bentuk gelombang output yang dihasilkan.
1. Function Generator
Function Generator adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan berbagai bentuk gelombang sinus, kotak, segitiga, dan lain-lain dengan frekuensi dan amplitudo yang bisa diatur.
2. Op Amp
Op-amp (operational amplifier) adalah komponen elektronik analog yang berfungsi sebagai penguat tegangan. Komponen ini memiliki dua terminal input, yaitu input non-inverting (+) dan input inverting (−), serta satu terminal output. Beberapa konfigurasi umum op-amp meliputi inverting amplifier (input diberikan ke terminal inverting, output berbanding terbalik dengan input), non-inverting amplifier (input ke terminal non-inverting, output searah dengan input), dan voltage follower (output langsung mengikuti input tanpa penguatan).
3. Resistor
Resistor adalah komponen elektronik pasif yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran arus listrik dalam suatu rangkaian, komponen ini digunakan untuk mengatur arus, membagi tegangan, melindungi komponen lain dari arus berlebih, dan sebagai bagian dari filter, pengatur waktu, atau pembentuk sinyal. Nilai hambatan resistor ditentukan oleh kode warna atau ditulis langsung pada bodinya.
4. Ground
Ground dalam sebuah rangkaian elektronik adalah titik referensi tegangan nol volt yang digunakan sebagai acuan untuk semua tegangan lainnya dalam rangkaian. Ground bukan berarti harus terhubung secara fisik ke bumi, tapi bisa berarti titik nol secara konseptual atau fungsional di dalam sistem.
5. Power Supply
Power supply adalah perangkat atau rangkaian yang berfungsi untuk menyediakan energi listrik kepada komponen atau sistem elektronik. Secara umum, power supply dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu DC power supply yang menghasilkan arus searah (direct current), dan AC power supply yang menghasilkan arus bolak-balik (alternating current).
A. Karakteristik Frekuensi Op-Amp
Op-amp dirancang sebagai penguat dengan gain tinggi dan bandwidth lebar. Namun, pengoperasian seperti ini dapat menyebabkan ketidakstabilan (osilasi) akibat umpan balik positif. Untuk menanggulanginya, op-amp dilengkapi dengan kompensasi internal, yang menyebabkan penurunan gain seiring bertambahnya frekuensi, dikenal sebagai roll-off (umumnya 20 dB/dekade atau 6 dB/oktaf).
Meskipun op-amp memiliki open-loop gain (AVD) yang sangat tinggi, dalam praktiknya, digunakan resistor umpan balik untuk membentuk closed-loop gain (ACL) yang lebih kecil dan stabil. Penggunaan umpan balik ini memberikan beberapa keuntungan:
-
Gain lebih stabil dan presisi.
-
Impedansi input meningkat.
-
Impedansi output menurun.
-
Respons frekuensi meningkat.
EXAMPLE 10.12 Determine the cutoff frequency of an op-amp having specified values
B1 = 1 MHz and AVD = 200 V>mV.
Solution:
Since f1 = B1 = 1 MHz, we can use Eq. (10.23) to calculate
fC = f1
AVD
= 1 MHz
200 V>mV = 1 * 106
200 * 103 = 5 Hz
EXAMPLE 10.13 For an op-amp having a slew rate of SR = 2 V>ms, what is the maximum
closed-loop voltage gain that can be used when the input signal varies by 0.5 V in 10 ms?
Solution:
Since Vo = ACLVi, we can use
Vo
t = ACL
Vi
t
from which we get
ACL = Vo>t
Vi>t = SR
Vi>t = 2 V>ms
0.5 V>10 ms = 40
EXAMPLE 10.14 For the signal and circuit of Fig. 10.48 , determine the maximum fre-
quency that may be used. Op-amp slew rate is SR = 0.5 V>ms.
Solution
: For a gain of magnitude
ACL = `
Rf
R1
` = 240 k
10 k = 24
the output voltage provides
K = ACLVi = 24(0.02 V) = 0.48 V
Eq. (10.25): v ...
SR
K = 0.5 V>ms
0.48 V = 1.1 : 106 rad,s
Vi = 50mV dan SR = 0.4 V/μs
Soal 1:
Parameter frekuensi yang menunjukkan seberapa cepat op-amp dapat merespons perubahan sinyal input adalah:
A. Slew Rate
B. Gain Bandwidth Product
C. Input Offset Voltage
D. Common-Mode Rejection Ratio
Jawaban: A. Slew Rate
Soal 2:
Gain Bandwidth Product (GBW) pada op-amp menunjukkan:
A. Rasio antara tegangan input dan output pada kondisi ideal
B. Kecepatan maksimum perubahan tegangan output
C. Frekuensi saat penguatan op-amp menjadi nol
D. Frekuensi di mana penguatan open-loop op-amp turun menjadi 1
Jawaban: D. Frekuensi di mana penguatan open-loop op-amp turun menjadi 1
Soal 3:
Jika sebuah op-amp memiliki GBW sebesar 1 MHz dan digunakan dalam
konfigurasi non-inverting dengan penguatan 10, berapa frekuensi maksimum
sinyal input yang masih dapat diperkuat tanpa distorsi besar?
A. 100 Hz
B. 1 kHz
C. 10 kHz
D. 100 kHz
Jawaban: C. 100 kHz
(Penjelasan: GBW = Gain × Bandwidth → 1 MHz = 10 × Bandwidth → Bandwidth = 100 kHz)
a. Prosedur
1). Buka aplikasi proteus
2). Pilih komponen yang akan digunakan dalam rangkaian
3). Susunlah komponen sesuai gambar
4). Setelah merangkai seluruh komponen, jalankan simulasi
5). Amatilah simulasi yang sedang berjalan
b. Rangkaian simulasi dan prinsip kerja
Video Percobaan
download file rangkaian 10.48 [disini]
download datasheet op amp 741 [disini]
download tambahan datasheet op amp [klik disini]
download datasheet resistor [klik disini]
Komentar
Posting Komentar